Makassar, 06 Oktober 2025 – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali mencatat sejarah penting dalam dunia akademik dengan pengukuhan Prof. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. sebagai Guru Besar di bidang Pendidikan Bahasa Inggris dengan kekhususan Penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa. Pengukuhan ini berlangsung khidmat dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa di Balai Sidang Muktamar ke-47 Kampus Unismuh Makassar, Senin (6/10/2025).
Dengan pengukuhan ini, Prof. Erwin resmi menjadi Guru Besar ke-28 Unismuh Makassar, memperkuat jajaran akademisi unggul yang terus berkontribusi bagi kemajuan pendidikan nasional dan Persyarikatan Muhammadiyah.
Prosesi Penuh Kehormatan dan Kehadiran Tokoh Nasional
Rangkaian prosesi diawali dengan pembacaan riwayat hidup Prof. Erwin oleh Wakil Rektor I, Prof. Andi Sukri Syamsuri, dan pembacaan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi oleh Wakil Rektor II, Dr. Ihyani Malik.
Selanjutnya, Kepala LLDIKTI IX, Dr. Andi Lukman, menyerahkan SK Guru Besar kepada Rektor Unismuh, Dr. Abd Rakhim Nanda, untuk kemudian diserahkan kepada Prof. Erwin Akib. Prosesi pengalungan selempang dilakukan oleh Ketua Dewan Guru Besar Unismuh, Prof. Irwan Akib, disambut tepuk tangan meriah dari ribuan hadirin yang memenuhi balai sidang.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan Majelis Diktilitbang dan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, serta rektor-rektor dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dari berbagai daerah, seperti UM Sumatera Utara, UM Jambi, UHAMKA, dan PTMA se-Kawasan Timur Indonesia.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, memberikan amanat secara virtual, sementara Ketua PWM Sulawesi Selatan, Prof. Ambo Asse, dan Kepala LLDIKTI IX, Dr. Andi Lukman, hadir langsung memberikan sambutan. Sejumlah tokoh nasional turut memberikan testimoni melalui video, di antaranya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti; Menteri Desa, Yandri Susanto; Wamendikstisaintek, Prof. Fauzan; serta Wamen Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Zulfikar Ahmad Tawalla.
Orasi Ilmiah: Membangun Penilaian Kritis dan Pembelajaran Bermakna
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Penilaian Kritis: Implementasi Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk Penilaian di Indonesia”, Prof. Erwin Akib menegaskan bahwa esensi pendidikan tidak semata pada angka atau skor, tetapi pada hubungan manusiawi antara guru dan murid.
Ia memaparkan hasil penelitian terhadap 199 guru Muhammadiyah di Sulawesi Selatan menggunakan kerangka New Pedagogies for Deep Learning, yang mencakup empat dimensi: kemitraan, lingkungan belajar, praktik pedagogis, dan pemanfaatan teknologi digital.
Hasil survei menunjukkan bahwa guru Muhammadiyah telah unggul dalam kemitraan, komunikasi, dan kolaborasi pembelajaran, namun masih perlu penguatan dalam pertanyaan reflektif, rubrik berpikir kritis, serta literasi dan kewarganegaraan digital.
Prof. Erwin menegaskan bahwa kelemahan bukanlah kegagalan, melainkan panggilan untuk memperbaiki ekosistem pendidikan agar lebih membuka ruang eksplorasi dan kesadaran kritis.
Ia juga menyoroti rendahnya pemanfaatan data digital oleh guru — hanya 25 persen guru menggunakan dasbor data siswa dan 20 persen memfasilitasi konferensi video lintas negara — sebagai tantangan moral untuk membangun literasi digital yang berjiwa etik dan humanis.
Dalam penutup orasinya, Prof. Erwin mengusulkan agar pelatihan guru Muhammadiyah difokuskan pada pertanyaan reflektif (Socratic), asesmen berbasis rubrik berpikir kritis, serta pemanfaatan teknologi yang kontekstual dan memerdekakan.
Jejak Akademik dan Kiprah Kepemimpinan
Lahir di Parepare, 1 Oktober 1976, Prof. Erwin tumbuh dalam keluarga Muhammadiyah yang menanamkan nilai ilmu, adab, dan pengabdian. Ia menamatkan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Unismuh Makassar (2000), S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (2005), dan S3 Measurement and Evaluation di Universiti Teknologi Malaysia (2016).
Perjalanan kariernya menunjukkan konsistensi antara pemikiran, penelitian, dan aksi nyata. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (2011–2018), Kepala Kantor Urusan Internasional, serta Dekan FKIP Unismuh Makassar (2018–2025). Di bawah kepemimpinannya, seluruh program studi S1 FKIP berhasil meraih akreditasi unggul dari LAMDIK.
Kini, Prof. Erwin menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Unismuh Makassar, Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal PWM Sulawesi Selatan, serta Anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah periode 2022–2027. Di luar kampus, ia juga aktif sebagai Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Jambi dan Anggota BPH Universitas Muhammadiyah Buton.
Penutup: Inspirasi bagi Generasi Akademik Muhammadiyah
Pengukuhan Prof. Erwin Akib tidak hanya menjadi momentum pribadi, tetapi juga inspirasi bagi sivitas akademika Muhammadiyah untuk terus mengembangkan pendidikan yang berakar pada nilai kemanusiaan dan kemajuan.
Dengan visi yang tajam dan dedikasi tinggi, ia menjadi simbol ilmuwan Muslim yang berpikir global, berjiwa lokal, dan berorientasi pada kemaslahatan umat.