Makassar — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar terus berkomitmen mencetak calon pendidik unggul yang menguasai pedagogik, teknologi, dan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah pengelolaan Laboratorium Microteaching FKIP Unismuh Makassar, yang menjadi pusat pembelajaran praktik mengajar bagi mahasiswa dari seluruh program studi pendidikan.
Laboratorium ini dirancang menyerupai ruang kelas modern, lengkap dengan perangkat audiovisual, sistem kamera observasi dua arah, monitor kontrol dosen, papan digital interaktif, serta komputer untuk analisis rekaman video pembelajaran. Fasilitas lain seperti ruang observasi tertutup memungkinkan dosen dan mahasiswa lain memantau proses microteaching tanpa mengganggu jalannya simulasi.
Setiap semester, kegiatan praktik microteaching dijadwalkan secara bergiliran untuk seluruh program studi. Mahasiswa berperan bergantian sebagai guru dan peserta didik, melaksanakan simulasi pembelajaran selama 15–20 menit, kemudian melakukan refleksi dan evaluasi bersama dosen pembimbing.
Dekan FKIP Unismuh Makassar, Dr. H. Baharullah, M.Pd., menjelaskan bahwa laboratorium ini bukan sekadar ruang praktik, tetapi juga wadah pembentukan profesionalisme guru masa depan.
“Microteaching menjadi bagian penting dari proses membangun identitas dan kompetensi calon guru. Mahasiswa belajar mengelola kelas, berkomunikasi efektif, dan menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam yang berkemajuan,” ujarnya.
Pengelola Laboratorium Microteaching FKIP Unismuh Makassar, Nuryadi, menambahkan bahwa pihaknya terus memperbarui sistem dan perangkat agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran abad ke-21.
“Kami menggunakan sistem kamera dan perekaman digital terintegrasi. Setiap hasil praktik mahasiswa direkam dan dapat dianalisis kembali untuk keperluan refleksi. Menariknya, sebagian hasil microteaching juga kami unggah di Channel YouTube resmi Microteaching FKIP Unismuh Makassar, sehingga mahasiswa dan publik dapat melihat langsung bagaimana proses latihan mengajar berlangsung secara profesional,” jelasnya.

Melalui kanal YouTube tersebut, mahasiswa tidak hanya dapat meninjau performa mereka secara mandiri, tetapi juga berbagi inspirasi dengan calon guru lain di berbagai daerah. Kehadiran platform digital ini menjadi bentuk inovasi FKIP Unismuh Makassar dalam menerapkan prinsip transparansi, kolaborasi, dan pembelajaran berbasis teknologi.
Mahasiswa pengguna laboratorium pun merasakan manfaat besar dari fasilitas dan sistem digital ini.
“Awalnya gugup saat mengajar di depan kamera,” ungkap Uswatun Hasanah, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. “Tapi setelah menonton rekaman dan mendapat umpan balik, saya tahu bagian mana yang perlu diperbaiki. Apalagi hasil praktik bisa dilihat kembali di YouTube, jadi kami bisa belajar dari teman-teman lain juga.”
Hal senada disampaikan oleh Muhammad Fahrin, mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
“Melihat video praktik di YouTube membuat kami lebih reflektif. Kami bisa mengamati cara mengajar yang efektif, penggunaan media pembelajaran, bahkan bahasa tubuh yang tepat. Ini sangat membantu kami tumbuh menjadi guru yang percaya diri dan profesional,” tuturnya.
Dengan dukungan fasilitas modern, sistem pembelajaran digital, serta bimbingan dosen profesional, Laboratorium Microteaching FKIP Unismuh Makassar menjadi pionir dalam pengembangan calon guru yang adaptif terhadap teknologi dan siap menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.