Penyerahan nama peserta P2K ke Pemerintahan Kabupaten Maros (Foto: Fuko)
UNISMUH.AC.ID, MAROS – Ada sesuatu yang menarik dari prosesi penyerahan mahasiswa Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar di Kabupaten Maros.
Asisten II Pemerintah Kabupaten Maros, Abdul Azis Achmad STP, dalam sambutannya mewakili Bupati, menyatakan menerima secara resmi 595 mahasiswa yang akan mengikuti Program P2K di Kabupaten Maros.
Padahal, Rektor Unismuh Prof Ambo Asse yang didaulat membawakan sambutan setelah Asisten II Pemkab Maros, baru mau menyatakan ‘menyerahkan secara resmi’ mahasiswa tersebut.
“Padahal baru saya mau nyatakan, kami serahkan anak-anak kami,” kelakar Prof Ambo Asse mengawali sambutannya.
Hal itu, lanjutnya, menunjukkan bahwa Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Maros sangat antusias menerima mahasiswa Unismuh melaksanakan kegiatan P2K di daerah itu.
Prosesi penyerahan mahasiswa dihelat di Baruga II Kantor Bupati Maros, Senin, 4 September 2023.
Acara penyerahan ini diikuti sejumlah Pimpinan Universitas dan FKIP Unismuh. Selain Rektor, hadir Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Prof Gagaring Pagalung, dan Dekan FKIP Erwin Akib PhD.
Turut hadir Ketua Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Unismuh Dr Muh Arief Muhsin, dan Ketua Lembaga Pendidikan dan Aktivitas Instruksional (LP2AI) Dr Nasrun, serta jajaran Wakil Dekan, dan Kaprodi se-FKIP Unismuh.
Catur Dharma Terintegrasi
Dalam sambutannya, Dekan FKIP Unismuh Erwin Akib memberikan gambaran program P2K. Menurutnya, P2K dulu bernama KKN.
Sambutan Dekan (Foto: Fuko)
“Tapi dulu ada candaan di masyarakat, KKN itu singkatan dari Kaliki, Kaluku, Naanre maneng (pepaya dan kelapa dimakan semua). Mahasiswa KKN dianggap tidak produktif, dan tidak berorientasi pengembangan pendidikan,” ungkap Erwin, disambut tawa hadirin.
Apalagi, lanjutnya, sejak pemerintah memberi pilihan untuk melaksanakan KKN berbasis bidang ilmu, maka mulai tahun 2006, FKIP Unismuh mengganti nama KKN dengan P2K.
P2K yang digelar selama dua bulan, memiliki muatan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan pembinaan Al-Islam Kemuhammadiyahan.
Dari segi pendidikan, peserta P2K akan disebar untuk terlibat dalam proses pembelajaran di 27 sekolah, tingkat SD dan SMA, yang tersebar di 10 kecamatan yang ada di Maros.
Proses pendidikan tersebut, diintegrasikan dengan kolaborasi penelitian. “Kami berharap para mahasiswa, bisa berkolaborasi dengan para guru pamong, dan dosen pembimbing, menghasilkan karya ilmiah,” kata Erwin.
Pada program P2K tersebut, 140 guru pamong dan 73 dosen terlibat mendampingi mahasiswa.
“Meskipun bukan lagi bernama KKN, tapi P2K tetap memiliki muatan pengabdian Masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga diminta berinteraksi langsung dengan Cabang – Ranting Muhammadiyah maupun Aisyiyah setempat,” lanjut nakhoda FKIP Unismuh.
Dekan FKIP Unismuh itu juga menyinggung alasan pemilihan Maros sebagai lokasi P2K. Pertama, katanya, Maros merupakan salah satu daerah potensial pengembangan pendidikan di Sulsel.
Kedua, Muhammadiyah Sulsel saat ini sedang berupaya mempersiapkan beberapa sekolah Muhammadiyah di Maros sebagai sekolah unggulan. “Penempatan P2K, salah satunya sebagai jalan mempersiapkan sekolah unggulan itu,” pungkas Erwin Akib.
Terakhir, Erwin berpesan khusus kepada para mahasiswa, “tunjukkan yang terbaik, inilah mahasiswa FKIP Unismuh. Ingat, yang kalian bawa bukan hanya Unismuh, tapi juga nama besar Muhammadiyah.”
Pesan Rektor: Berjihad dan Sabar!
Rektor Unismuh Prof Ambo Asse juga turut memberi pesan penting kepada mahasiswa yang akan mengikuti P2K dengan mengutip Surah Ali Imran ayat 142, “Am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya’lamillāhullażīna jāhadụ mingkum wa ya’lamaṣ-ṣāb
irīn”.
Terjemahan ayat tersebut yakni, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”.
Menggunakan ayat tersebut, Nakhoda Unismuh Makassar ini memaknai ayat tersebut untuk menekankan pentingnya jihad dan kesabaran dalam menggapai kesuksesan.
Apalagi mahasiswa yang mengikuti P2K, kata Ambo Asse, sebentar lagi akan segera menyelesaikan studi.
Rektor, Ketua BPH, Dekan, Wakil Dekan, Ketua LP3M, Kepala Tata Usaha (Foto: Fuko)
“Penting untuk terjun ke masyarakat, untuk melihat langsung keadaan. Bagi mahasiswa FKIP, penting melakukan pemantapan profesi keguruan, banyak bertanya di sekolah, siapa tahu teori di kelas, berbeda dengan praktik di lapangan,” ungkap Ambo Asse.
Era Kolaborasi
Sebelum sambutan Sambutan Dekan FKIP dan Rektor Unismuh, Ketua BPH Unismuh Prof Gagaring Pagalung telah didaulat memberikan pengajian.
Dalam kajian itu, Gagaring mengisahkan kebijaksanaan seorang petani jagung di Jepang. Petani itu, kata Gagaring, sering mendapat penghargaan atas hasil pertaniannya, dan memenangkan beberapa kali kompetisi di bidang pertanian.
Ketika ditanyai rahasia kesuksesannya, jawaban Sang petani tidak disangka-sangka. Pasalnya, kata Gagaring, kunci kesuksesan petani itu adalah dirinya selalu membagikan bibit jagungnya kepada tetangga-tetangganya yang juga petani.
“Lho, bukankah mereka itu justru saingan Anda antar sesama petani?” kata Gagaring, menirukan pertanyaan wartawan kepada sang petani.
“Sang petani menjawab, justru karena petani-petani inilah, nantinya, burung-burung yang hinggap di lahan saya, membawa bibit-bibit unggul yang saya bagikan ke lahan kompetitor saya, bukannya bibit-bibit jelek dari lahan tetangga saya,” lanjut Gagaring.
Itulah kunci sukses petani tersebut. Bibit unggul yang dimiliki, dibagikan ke petani sekitarnya. Hal itu supaya bibit yang kembali kepada dirinya, baik yang diterbangkan oleh angin atau yang dibawa oleh burung yang sering hinggap, adala
h bibit terbaik dari Si petani yang juga ditanam oleh petani tetangganya.
Dari kisah tersebut, Gagaring meminta para mahasiswa mengambil hikmah pentingnya kolaborasi. Selama menjalani proses P2K, mahasiswa harus dengan penuh semangat menyebarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada lingkungan sekitar, baik di sekolah, di lingkungan cabang-ranting Muhammadiyah, maupun di Masyarakat luas.